Sejak duduk di bangku sekolah dasar Bahasa Indonesia adalah
pelajaran yang paling saya sukai. Namun saya selalu merasa tidak nyaman saat
ditunjuk oleh guru untuk membaca puisi di depan kelas. Pun saat menjadi
mahasiswa di Fakultas Sastra Universitas Jember. Kami tidak hanya dituntut
menciptakan puisi namun juga mengkaji dan membawakannya.
Saya pada saat praktek membaca puisi WS Rendra di Panggung Terbuka (Desember
2008)
Dosen pengampu mata kuliah Puisi, Prof IC Sudjarwadi. Seorang
Guru Besar, seniman juga seorang penulis
Membaca dan membuat puisi adalah dua hal yang berbeda. Saya
sering membuat puisi namun tidak suka saat “disuruh” membaca puisi. Yang saya
ingat saat berumur 9 tahunan saya sudah menciptakan sebuah puisi berisi kasih
sayang seorang ibu. Itu adalah karya sastra pertama saya. Saya mengabadikannya
di lembar kedua buku tulis. Saya lupa bagaimana tepatnya isinya, yang saya
ingat di dalamnya ada kata ibu, cinta, melati dan putih. Entah dimana buku itu
berada (kala itu saya bersekolah di SD Negeri Raja 1 Pangkalan Bun - Kalimantan Tengah)
Saya dan Prof IC kembali bertemu di rumahnya yang unik (Januari 2013)
Prof IC pernah memuji saya, beliau bilang saya ekspresif dan
mata saya “hidup”. Walaupun begitu saya tetap lebih suka berakting dalam suatu
drama dibanding membaca puisi.
Namun sejak akhir januari lalu saya seakan ketagihan membaca
puisi. Sesuatu yang dimulai dari kesadaran diri sendiri memang akan terasa lebih
menyenangkan ya untuk dilakukan. Bukan atas suruhan orang lain, bukan karena
kewajiban tapi karena mengikuti bisikan hati.
Oya, berikut ini link beberapa puisi yang sudah saya baca :
Elfira Berpuisi
Elfira Berpuisi
jadi pengen dengar mbak elfira baca puisi...
ReplyDeletebisa bkin merinding nggak ya... hehehe :P
baca puisi itu enak lho... ketagihan kan ketagihan... hahaha kapan lagi bisa bentak2 banyak orang pas di atas panggung? :D
ReplyDeleteSaya suka membaca puisi, dan ingin menularkannya pada anak2 saya :)
ReplyDeletesaya sepakat...sangat indah karena datangnya dari bisikan hati...
ReplyDeletekalo bisikan tetangga...beda lagi ya..hehe :)
mbak saya bisa minta info alamat rumah pak sudjarwadi sekarang, karena perumahan dosen sekarang sudah berubah, dan pak sujarwadi pindah keman saya tidak tahu,nama saya liswati, mahasiswa IKIP jurusan sejarah angk 93
ReplyDeleteberkaryalah terus mbak ! melihat mbak duduk bersama pak Sudjarwadi mengingatkan masa silam saya. salam buat pak Sujarwadi; bawalah Sastra Unej itu ke langit yang tinggi, yang tinggi sekali dan pancangkan merah putih di sana .
ReplyDeleteem.ali,jh. angk.77