Buku ini berisi pengalaman perjalanan spiritual seorang pelukis, Ketut Sugama, menjadi seorang muslim. Tentang masa kecilnya, ayah ibunya, pendidikannya, bakat melukisnya, istri dan anak-anaknya, guru-gurunya, jatuh bangun hidupnya…
Banyak sekali yang bisa dipetik dari buku
setebal 122 halaman ini. Saya pribadi sudah 3 kali bertemu dengan Pak Ketut.
Bermain ke rumahnya juga menikmati lukisan di galerinya. Beliau pribadi yang
ramah dan menyenangkan. Ngobrol dengannya pasti mendapat banyak ilmu…
Selain produktif menghasilkan
lukisan-lukisan indah, ternyata Pak Ketut juga lihai merangkai kata. Berikut
saya tuliskan kembali cuilan-cuilannya. Semoga bermanfaat
Hidup adalah Sebuah Perjalanan
Selama perjalanan terdapat ujian dan
cobaan. Dengan ridho Tuhan, manusia akan dapat mengatasi semua ujian dan cobaan
tersebut. Ujian dan cobaan dari Tuhan kita sebut “rezeki”. Jenis waktu dan
jumlah rezeki merupakan realisasi kekuasaan, kebijakan, kebenaran dan kasih
sayang Tuhan. Orang arif berlapan dada menerimanya.
Manusia dan Alam
Manusia harus dapat memanfaatkan dan
memelihara alam ciptaan Tuhan. Merusak alam berarti tidak mensyukuri
karunia-Nya. Alam merupakan titipan Tuhan kepada manusia dan manusia dititipkan
Tuhan kepada alam. Oleh karena itu manusia harus melakukan interaksi positif,
saling menguntungkan dengan alam. Alam adalah sebuah unit dan manusia merupakan
salah satu unsurnya. Menjadi unsur yang
baik sama artinya dengan memelihara alam. Menjadi unsure alam yang liar, tidak
patuh, sama artinya dengan merusak alam
Manusia dan Kuburan
Semua makhluk pasti akan mati. Juga
manusia. Tidak seorang pun tahu kapan matinya. Sebelum mati, manusia hidup di
kawasan kehidupan fana (palsu) ; banyak pemilik uang miliyaran yang amsih
merasa berkekurangan. Orang sakit keras tidak merasakan sakitnya karena
pingsan. Di seberang kematian terdapat kawasan kehidupan sejati. Disana yang
kaya akan merasa kaya, yang miskin akan benar-benar merasa miskin. Tidak ada
pingsan atau obat bius. Hanya orang yang baik ibadahnya yang akan menjadi kaya
di akhirat.
Pelukis dan Lukisannya
Hubungan antara pelukis dan lukisannya
ibarat hubungan antara kamera dan objek yang dipotret. Bedanya. Manusia adalah
“kamera” yang memiliki pikiran dan perasaan. Maka dari itu, ketika hati dan
pikirannya “memotret” objek. Gambar yang muncul adalah gambar yang mengandung
pikiran dan perasaan.
Lukisan Favoritku
Saya paling suka melukis kendaraan
pengangkut yang disebut dokar. Kendaraan tradisional ini bukan ditarik mesin,
tetapi ditarik oleh binatang perkasa ciptaan Tuhan yang disebut kuda. Derap
langkah kuda, deru roda yang sedang menggelinding berbaur bersama suara-suara
alam yang lain merupakan fenomena alam yang terindah. Lukisan saya yang
berjudul “Dokar” melambangkan kerjasama yang utuh (vertikal dan horizontal)
dalam menjalani kehidupan di dunia fana. Semua karya lukis saya adalah “wishful
painting”
Diriku dan Istriku
Hampir setiap hari saya berkunjung ke makam
almarhum istri terkasih. Cinta dan doa saya lantunkan bersama desir angin. Saya
taburkan bunga wangi bersama ketulusan cinta dan rasa terima kasih. Tuhan,
terimalah istriku tercinta di haribaanMu dengan segala cintaMu.
PS : Sorry for low quality image, i just captured it with my jadul phone. my camera is broken =(
PS : Sorry for low quality image, i just captured it with my jadul phone. my camera is broken =(
No comments:
Post a Comment