Jamu adalah salah satu
budaya asli Indonesia. Berabad lampau nenek moyang kita mengajarkan mengolah
hasil bumi Ibu Pertiwi yang memiliki beragam manfaat dengan cara yang bijak.
Mama adalah seorang wanita yang gemar minum jamu, terkadang membuatnya sendiri.
Sejak kecil pun saya dicecoki jamu. Terutama untuk penambah nafsu makan.
Seiring waktu sejak remaja saya menjadi lebih sering mengkonsumsi jamu pada
saat PMS saja. Walaupun saat ini banyak jamu instan yang dijual di supermarket
dengan kemasan lebih modern, namun saya
tetap lebih menyukai jamu tradisional.
Satu-satunya tempat
membeli jamu di kota Jember yang saya
datangi adalah depot jamu Pak Sutrisna yang berada di depan DPRD Jember. Pak
Tris menjamu para penikmat jamu dengan senyumnya yang khas.
Beliau seorang yang
ramah dan gemar bercanda. Pak Tris meracik sendiri jamu-jamunya. Setiap hari
jemari tangannya berwarna kekuningan.
Pak Tris stanby sekitar
jam 10-an pagi hingga ashar. Dari menjual jamu saja ia berhasil membawa ketiga
anaknya menuju bangku perkuliahan. Ia bercerita dengan bangga.
Pelanggannya sendiri
terdiri dari berbagai macam kalangan. Dari yang bersepeda ontel hingga yang
bermobil. Remaja, dewasa, pria dan wanita.
No comments:
Post a Comment