Pertama tahu Aldy Salim Bustaman waktu jaman-jaman
Friendster dulu, Aldy ngetop sekali. Akunnya banyak, banyak pula yang nge-add.
Aldy, Furry Citra Dellina, Icky, Shandithia Dermawan aka Doa, Yusuf Adam, dan
teman-temannya merajai Friendster. Waktu semakin berlalu dan saya menyukai Aldy
karna pikiran-pikirannya yang ia tuangkan lewat tulisan dan
karya-karyanya (berupa ilustrasi, digital work, Typograph, dll). Unik, berbeda, indah, segar, nyindir dengan cara yang menggelitik
Good morning Sarah |
Blanketed |
Beberapa waktu yang lalu Aldy
menjawab pertanyaan-pertanyaan saya lewat message.
Dari kapan
mulai suka seni?
Dari TK emang udah suka gambar walau ngasal..
Budak Brand |
I can't find my gut |
Inspirasi datang darimana?
Dari kamar gw... Gatau
knp kalo di kamar inspirasi selalu dateng gitu aja.
|
Bagaimana
cara kamu menikmati seni?
Dari bagaimana seni itu disampaikan (visual/non
visual)
Hal apa yang
mempengaruhi karyamu?
Kehidupan sehari-hari, experience, fantasi.
tribute to MJ |
Media yang
paling sering kamu gunakan?
Kertas BC.
Apa yang ingin kamu sampaikan lewat karya-karyamu?
Kebebasan,
sex, anti common sense, pemerintah, dsb.
Do you believe in coincidence?
Enggak, menurut gw
semua yg terjadi itu udah skenario Tuhan..
Kata Aldy tentang kegilaan :
Dengan menjadi
gila, seseorang akan sangat aktif, menghargai dan perduli akan apa yang ada
disekitarnya. Kenapa? Mereka akan sangat amat mengamati apapun yang ada di
sekelilingnya, dan 'menyentuhnya'. Apapun itu. Air, udara, bau, benda.
Pernah gue berbicara dengan seseorang yang bisa dibilang 'kurang waras' di sekitaran Puncak. Gue yakin dia enggak berbahaya, karena dia seperti berbeda dengan yang lainnya.
Dia menggunakan pakaian ala Eskimo yang terbuat dari karung-karung beras yang udah di design sendiri sama dia hingga menjadi sebuah pakaian. Dia berdiri di pinggir jembatan, yang awalnya gue kira mau bunuh diri. Gue pun dengan berani menghampiri dan menyapanya.
"Permisi pak, sedang apa?"
dia awalnya diam, lalu gue tanya lagi.
"Permisi pak, sedang apa nih?"
lalu dia menjawab "Bernafas.."
jawaban dia yang membuat gue semakin bertanya-tanya..
"Bernafas? Kita sudah bernafas sejak kita dilahirkan p...." dan dia langsung memotong,
"Kita bernafas karena udara, tapi kita jarang menghargainya." dengan nada berat. Sepertinya dia menjadi seperti itu dikarenakan stress.
Dan gue ingin melanjutkan pembicaraan itu karena gue pikir ini sangat menarik untuk dibahas, terutama dengan lawan bicara yang lebih menarik lagi. Tapi apa daya, temen-temen gue udah keburu manggil gue dan pada ketakutan gue di apa-apain. Akhir kata gue ucapin selamat tinggal ke bapak itu, tapi dia malah diem aja. Yaudah..
Dari situ gue mempelajari. Bahwa kegilaan akan menjadikan kita lebih menghargai apa yang ada disekitar kita, yang tidak dilakukan pada manusia normal umumnya.
Keadaan air, udara, suara, getaran, atau debu sekalipun. Apapun yang ada disekeliling kita. Kita hanya menganggapnya sesuatu yang biasa, atau malah justru sesuatu yang mengusik. Hal itu dikarenakan sudah terbiasa berada disekeliling kita, atau justru sebaliknya, kita tidak pernah menjumpai hal itu sehingga kita menganggapnya seperti ancaman. Seperti misalnya, kita terbiasa hidup di rumah yang bersih, dan ketika kita mendatangi rumah yang berantakan dan kotor, kita tidak akan merasa nyaman berada di tempat itu.
Kegilaan juga membuat kita bebas berekspresi. Gue
jadi inget sama salah 1 pelukis hebat masa impresionis dari Belanda, Vincent
van Gogh. Yang mengalami banyak tekanan pada hidupnya lalu menjadi gila. Dan
disaat ia menjadi gila, justru disitulah puncak dari karirnya dimulai. Ia mulai
melukis apapun yang ada di memori dia tanpa merusak kualitasnya. Dia tidak lagi
memperdulikan apa pun, termasuk "Hukum". Dikarenakan dia pernah di
penjara dulu akibat melukis sesuatu yang melanggar hukum. Namun, ia sudah
menjadi gila pada akhirnya, tidak akan ada hukum yang bisa membunuhnya. Tidak
akan ada hukum yang membunuh HAM dia untuk melukis.
Batman in villain version |
No comments:
Post a Comment